Digosipkan IYL Bakal Pimpin Gerindra Sulsel, Solidaritas Kader Bakal Terbongkar

by Editor Muh. Asdar
0 comments

MAKASSAR, BB — Issue pergantian ketua DPD Gerindra Sulsel dari tampuk kepemimpinan Idris Manggabarani, kepada Ichsan Yasin Limpo (IYL) menuai beragam komentar penolakan dari internal Partai Gerindra, kritik keras dari sejumlah kader Partai Gerindra Salah satunya dari element Korps Kader Alumni Hambalang Indonesia Partai Gerindra.

Melalui Sekretaris Jenderal Korps Alumni Kader Hambalang Indonesia, Muh Awaluddin Mangantarang, menilai pergantian ketua DPD saat ini adalah momentum yang tidak tepat, mengingat tahapan pileg dan pilpres tinggal menghitung hari. Menurutnya, akan sangat berefek dan berpengaruh besar jika sekiranya kebijakan ini terjadi, sebab tentu menuai pro dan kontra dari kalangan internal yang tentu akan menguras energi dengan dengan sibuk berkonflik sesama internal, bahkan gelombang protes bisa saja meletup lebih kencang karena figur pengganti kontradiktif dengan haluan gerindra sebagai Partai kader.

Kader Senior Alumni Hambalang angkatan Pertama tersebut menilai keraguannya atas kehadiran IYL jika Memimpin Partai Gerindra Sulsel bakal kondusif karena menjadi pertanyaan besar konsistensinya apakah betul Dapat memberikan kontribusi nyata Atau hanya menjadikan Partai Gerindra hanya sebagai bemper politiknya.

Ia menilai hal ini tak lebih sebagai manuver klan YL bermain aman dengan memainkan IYL pada gerbong Prabowo Sandi dan SYL pada lokomotif petahana Jokowi-Makruf, di Gowa, Gerindra sudah besar dari 1 menjadi 8, jadi Gerindra sudah besar Bukan karena siapa-siapa melainkan karena perjuangan pada kader yang sudah tahunan berjuang untuk Partai Ini,

“Jangan sampai melihat gerindra sudah besar lantas mau seolah olah membesarkan gerindra alias politik klaim, mengingat track record IYL cs Selalu bersembrangan dengan kebijakan Partai Gerindra selama Ini, Contoh lain jika IYL menjadi ketua Partai Gerindra Sulsel, Sikap dan arah dukungan politiknya tentu akan menjadi pertanyakan sebagai contoh di Dapil Sulsel 1 hampir semua keluarga dan orang dekat justru bersebrangan politik dengan Partai Gerindra, sebut saja Thita YL (ponakan), Tenri YL (saudara) caleg di Partai Nasdem, belum Lagi beberapa orang dekatnya juga caleg DPR RI di Partai perindo dan PPP, dan Demokrat,” ungkapnnya, sabtu (26/1/2019)

Dijelaskan Awal, sapaan akrabnya bahwa, Pertanyaan muncul Pak IYL mau dukung siapa? Caleg Yang mana? apakah IYL siap all out untuk mendukung Caleg DPR-RI dari Partai Gerindra, seperti misalnya Azikin Solthan, Misrayanti, Idris Manggabarani dan sejumlah caleg Partai Gerindra lainnya? Dan melawan keluarga dekatnya sendiri? Begitu pula di Dapil 2 sulsel Kakak kandungnya Yang juga mantan Gubernur Sulsel maju DPR-RI dari Partai nasdem apakah IYL siap bersebrangan politik dengan Kakaknya tersebut untuk all out mendukung caleg Partai Gerindra?

“Belum Lagi urai Awal, di Dapil 3 Sulsel keluarga kolega dekat IYL, Rusdi Masse yang juga ketua DPW Nasdem Sulsel Maju di DPR-RI, dan ponakannya di perindo, intinya apakah Pak IYL bisa membuktikan secara nyata kalau Pak IYL Harus tidak mendukung dan bersebrangan dengan keluarga dekat, kolega, dan orang orang dekatnya sebut juga para loyalisnya? Kan itu logikanya,” urainya.

Lebih lanjut Awal menjelaskan jika Sejarah mencatat saat pileg dan pilpres 2014 dimana SYL sebagai ketua DPD Golkar sulsel dan IYL sebagai bendahara Golkar sulsel, saudaranya Tenri YL ketua Golkar Kab. Gowa dimana Partai Golkar pada saat itu mendukung prabowo hatta pada pilpres 2014 namun justru di gowa barisan prabowo hatta bersembrangan? Prabowo Hatta kalah? Track record dukungan menjadi bukti legitimasi konsistensi keberpihakan politik.

Belum Lagi dengan interval waktu yang hanya 2 Bulan lebih, mampu kah IYL melakukan konsolidasi internal baik DPC sampai ke PAC itupun jika DPC solid tapi jika DPC tidak solid Atau justru kontra dengan ketua DPD yang baru, tentu akan membongkar ritme politik yang sudah terkonsolidasi dengan baik, lain Lagi bakal banyak kader di grass root, semisal pengurus PAC Gerindra di Gowa selama ini justru berlawanan politik dan di halangi Langkahnya dalam membesarkan Partai gerindra di Gowa karena penguasa bersebrangan dengan kebijakan Partai Gerindra.

“Objektifnya sih Kita welcome jika IYL tulus bergabung untuk memenangkan Prabowo Sandi, bergerak nyata bukan hanya kegiatan seremonial atau bukan sekedar menjadi kutu loncat di Gerindra, NAMUN bicara siapa yang memimpin Gerindra di Sulsel itu butuh pertimbangan yang betul betul matang, bakal figur yang mengganti ketua DPD saat ini. Saran kami jika sekiranya ada pihak kontra kepemimpinan Pak IMB Atau ada motif lain hendaknya bijak melihat situasi politik internal Gerindra Sulsel, hal Ini ibarat bermain pintu Air di Tengah banjir dengan situasi hujan deras, Ini akan memantik gelombang banjir seperti banjir sulsel kemarin, bukan tidak mungkin gelombang itu akan besar yang akan merugikan bagi Partai Gerindra dan pemenangan prabowo sandi itu sendiri,” jelasnya.

“Konsolidasi Partai dalam rangka pileg dan pilpres akan terbongkar, sebab sudah pasti ada pro dan kontra yang berujung konflik internal, bahkan ia mengaku jika baiknya ini di lakukan dengan bijak dengan momentum yang tepat setelah pileg dan pilpres sekaligus kita menguji dan menilai konsistensi pak IYL cs, agar ada alat ukur yang jelas bahwa pak IYL memang punya kontribusi yang nyata dalam membesarkan Gerindra di sulsel, bukan datang tiba-tiba di saat angin sejuk berhembus ke Partai Gerindra,” tegas Awal.

Bicara figur di internal Partai Gerindra, Awal menerangkan jika Partai Gerindra sebagai Partai kader tidak miskin kader, baginya sudah begitu banyak kader yang menduduki jabatan politik strategis baik di eksekutif maupun di legislatatif sudah ada banyak anggota DPR-RI, DPRD dan beberapa Kepala daerah mantan Kepala daerah yang memiliki ketokohan yang jauh sudah lama berdarah darah di Gerindra, pertanyaanya kenapa harus mesti orang yang belum memiliki kontrobusi sama sekali dan tidak memiliki gen politik kegerindraannya yang mesti di plot, Seperti bapak Prabowo Subianto selalu berkata bahwa Partai Gerindra adalah Partai kader, Partai yang besar karena perjuangan dan konsistensi perjuangan para kadernya.

“Jadi jangan orang yang tidak jelas darah perjuangannya yang tiba-tiba hanya karena kepentingan politik pragmatis, Tiba-tiba datang mau mengakusisi Gerindra yang dengan berdarah darah di besarkan oleh para kader? Sekali Lagi oknum yang bermain di balik semua ini untuk memikirkan secara matang manuver politik Ini, karena sudah banyak saya dengar gelombang protes dan bakal mundur dari di tingkat grass root, sebut saja seperti beberapa teman teman PAC juga kader yang duduk di legislatif dan eksekutif,” bebernya.

Lebih jauh Awal menilai manuver politik semacam ini pernah terjadi dan justru merusak Partai Gerindra, Jadi jangan lagi terulang sudah pernah kejadian pada 2014, nyatanya pergantian yang tidak dengan matang yang karena kepentingan pragmatisme segelintir oknum dengan gaya pragmatis hasilnya tidak membuat Gerindra lebih baik bahkan justru merusak solidaritas sesama kader dan merusak Gerindra itu sendiri hal itu jangan di ulang Lagi.

“Sudah cukup deretan kader para bupati yang kader Gerindra mundur karena ulah manuver segelintir oknum di internal, misal bupati selayar yang pindah ke Golkar Atau bupati Bulukumba yang pindah ke Nasdem itu semua terjadi karena faktor X karena polarisasi seperti inilah, bukan tidak mungkin barisan kader para bupati dari Gerindra semakin banyak yang bakal mundur lagi,” pungkas kolega sekaligus Jubir politik Bupati Sinjai (Andi Seto Gadhista Asapa) tersebut menutup keterangan persnya. (Red)

Editor : Muh. Asdar

You may also like