PASANGKAYU, BB — Dalam rangka meningkatkan profesionalisme Danramil dan Babinsa untuk rakyat se-KabupatenPasangkayu, Komando Distrik Militer (Kodim) 1427 Pasangkayu menggelar apel Komandan Rayon Militer (Danramil) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) se-Kabupaten Pasangkayu, kamis (06/12/2018)
Apel dalam rangka meningkatkan profesionalisme Danramil dan Babinsa untuk rakyat ini dihadiri 56 orang pesertanya.
Komandan Distrik Militer (Dandim) Pasangkayu/1427 Letkol Inf Kadir Tangdiesak S.Ag, MM. MI,Pol, yang membacakan pembekalan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dihadapan peserta apel mengatakan bahwa saat ini negara terus berupaya untuk
menyediakan swasembada pangan yang melibihi kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Terhadap Babinsa dalam hal ini memiliki tugas untuk mensosialisasikan dan memebrikan motifasi kepada masyarakat diberbagai bidang, agar hal tersebut (swasembada pangan) dapat tercapai sesuai yang diharapkan,” kata Kadir.
Ia Kadir menyebutkan, saat pelaksanaan rapat musyawarah tinggkat desa bahwa dalam rangka rencana pembangunan fisik ataupun pembangunan non fisik, untuk itu, tentunya menjadi tugas Babinsa mengisi kekurangan melalui pembinaan teritorial (wilayah) kepada desa binaannya masing-masing.
Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 34 tahun 2004, TNI sebagai alat negara dibidang pertahanan memiliki tugas yang harus diemban. Dimana tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia (UUDRI) Tahun 1945. Serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, sehingga perlu pemberdayaan wilayah dan kekuatan pendukung secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta (Sishanta), termasuk membantu tugas pemerintah daerah(Pemda),
membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan, membantu menanggulangi akibat bencana alam dalam pengungsian dan gangguan keamanan,” jelas Kadir.
Menurut Kadir, bahwa perkembangan lingkungan strategi (Banglingstra), negara kita yang memiliki sumber daya alam (SDA) menjadi perebutan energi (kekuatan) oleh negara lain. Dan hal itu berbahaya bagi negara jika terjadi kebutuhan kompetisi global, pertambahan penduduk,krisis pangan, krisis energi (minyak dan gas alam), imigrasi besar-besaran.
“Jadi kita harus berkompetisi secara sehat dan itu harus ditopang oleh keunggulan sumber daya manusia (SDM), teknologi, ekonomi. Sementara dalam kompetisi tidak sehat, dimana Indonesia sebagai sasaran dimana kalau perekonomi Indonesia dalam kondisi perebuatan dari beberapa negara asing dengan tren ancaman terkini secara globalisasi terhadap berbagai ancaman perang seperti perang lingkungan, perang keuangan, perang dagang, perang biologi, perang siber, perang hukum, perang budaya dan perang media,” beber Kadir.
Sementara dalam paham radikalisme Kadir mengutarakan kalau saat ini menjadi kontraversi Jihad Khilafa, Idiologi Islam Pancasila, dan Pancasila Khilafa. Dalam indeks
kerawanan pemilu harus dilakukan pemetaan wilayah rawan konflik, pemetaan kemungkinan unjuk rasa (Unras), pemetaan pendukung yang rawan konflik, bahaya media sosial, politisasi isu dengan adanya hoax (berita bohong) yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok dalam kepentingannya termasuk adanya upaya negara lain untuk menghancurkan generasi bangsa melalui narkoba.
“Jadi dalam mengahadapi ancaman yang bersifat potensial aktual itu, kita harus melakukan sosialisasi pemantauan secara berkesinambungan dengan
menggunakan jaringan,” jelasnya kadir lagi.
Lebih lanjut Kadir, dalam bidang teritorial, kita memiliki tugas pertahanan dengan kemampuan transparan dan akuntabilitas, kualitas serbuan teritorial, aparat koordinator wilayah (Apkowil) dan Apnonkowil, peningkatan kedaulatan pangan, intesifikasi dan eksentifikasi, semangat bela negara (Belneg) pertahanan wilayah kemampuan
Babinsa komunikasi sosial (Komsos), bakti TNI dan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD).
“Kepada para Babinsa yang telah berbuat sebagai panggilan tugasnya dan bermamfaat bagi masyarakat disekitarnya. Dalam atensi penyampaian Presiden RI dalam menghadapi tahun Politik 2019, Kadir menuturkan, bahwa politik TNI adalah politik negara serta netral dalam pelaksanaan pileg dan pilpres. Juga TNI mewaspadai ancaman radikalisme, terorisme, Partai Komunis Indonesia (PKI) dan tenaga kerja asing (TKA). Oleh karena adanya peningkatan anggaran Tetitorial yang bertujuan dalam menunjang pelaksanaan tugas Babinsa, memelihara solidaroatas TNI dan POLRI,” pungkas Kadir. (Arif)
Editor : Muh. Asdar