OPINI — Pesta demokrasi Sebentar lagi dihelatkan, para penjunjung yang siap membawa Indonesia menjadi baik saling berlomba mencari muka. Bahkan kontestasi pimpinan nasional telah menyeret perhatian Publik pada kampanye hitam yang menghiasi Dominan Pemberitaan berbagai media. Substansi metode pelaksanaan Ide para konstenstan tergeser, sehingga tidak luput dari perbincangan sehari-hari.
Adu kuat antar Paslon Presiden benar-benar menarik Perhatian, Khususnya Perempuan.
Bgaimana Pemaparannya??
Berlabuh kekubu Jokowi dan KH. Amar Maruf, yang nampaknya Sudah sangat matang, Dalam mempersiapkan diri maju Sebagai Capres dan Cawapres. Sudah memimpin Indonesia selama kurang lebih 4 tahun Jokowi Sudah paham dramatis yang ada diindonesia, keberhasilan pembangunan Infrastruktur diberbagai daerah hingga di cap sebagai Bapak Infrastruktur Indonesia. Mantap lagi dengan mengandeng KH. Amar Maruf yang diyakini dapat menghandel berbagai perpecahan Isu agama dan SARA yang kerap terjadi di Indonesia. Bergabungnya KH. Amar Maruf yang juga Seorang Ulama dibidik akan memperkuat perolehan suara dari Ormas-ormas Islam.
Tak kalah kuatnya, Koalisi yang bertagar #2019GantiPresiden juga sudah Siap mengwakafkan diri mengabdi untuk negara. Berlatar belakang Jendral tentunya tidak diragukan lagi bagi Seorang Prabowo Subianto. Sosok yang dulu sangat berpengaruh dizamannya. Mengebet seorang pengusaha Muda yang bergelimang harta, Sandiaga Salahuddin Uno siap bersama membawa Indonesia yang lebih sejahtera. Sosok Sandiaga Salahuddin Uno tidak Dipertanyakan lagi dikalangan Milenial, pengusaha, bahkan Sampai Emak-emak. Wibawa yang berkarismatik merupakan ciri khas tersendirinya.
Mama, butuh Presiden yang Bagaimana?
Tepat, Meningkatnya Infrastruktur tapi anjloknya Perekonomian merupakan tugas berat para Presiden yang pernah memimpin Indonesia. Tidak disalahkan lagi, bahwa kestabilan ekonomi sekaligus harga pasar adalah impian para Mama di Indonesia.
Program dan visi misi memang telah dirancang, dengan pengemasan narasi yang menawan menawarkan Janji. Setidaknya apa yang dituliskan para kandidat mencerminkan suasana batin dan semangat Politik yang ada. Dari situ kita dapat menilai apa yang hendak dilakukan pasca Pilpres.
Lantas, bagaimna Perempuan dapat memposisikan diri dalam Dunia Politik?
Banyaknya Perempuan yang menjadi pejabat negara merupakan suatu upaya penyetaraan gendre.
Namun disayangkan peran Perempuan didunia Politik masih dikemudi. Gerakan Perempuan masih terasa kaku, padahal sama diketahuo bahwa Gerakan Perempuan adalah Mereka yang menunggangi partai sebagai kendaraan Politik untuk menyuarakan suara Perempuan.
Cara berpikir Perempuan Politik adalah bagaimna Politik dan apa tujuannya, bukan malah ikut-ikutan pada perdebatan Politik yang terlampau Maskulin karena keterwakilan Perempuan dalam dunia Politik Bukan Hanya persoalan Ganti mengganti atau tetap menetap.
Merangkul Perempuan dalam dunia Politik benarlah suatu kemajuan, dan perempuan Dengan hati nuraninya dapat memilih Pemimpin yang dibutuhkan kaumnya. Karakter Pemimpin sejati yang tidak hanya menunggangi Perempuan untuk kepentingan Politik lalu meninggalkan dalam pembangunan.
Penulis : Harianii Arifuddin