LOMBOK — Sebagian korban selamat gempa di Gunung Rinjani, Lombok, NTB, masih mengalami trauma karena apa yang mereka alami dan saksikan.
Salah satunya adalah Krishna, pendaki dari Bandung yang baru diselamatkan hari Senin (30/07) setelah sebelumnya terjebak di sana.
“Saya melihat mayat sebelum perjalanan ke Segara Anak. Itu yang kepalanya pada hancur, yang kaya’ gitulah pokoknya. Itu ngeri pokoknya. Untuk sekarang saya tak berani naik gunung, tapi untuk ke depannya tak tahu, soalnya saya masih trauma.”
Krishna, yang saat gempa sedang berkemah di Rinjani, kemudian menceritakan pengalamannya saat menyelamatkan diri.
“Langsung masukan barang, yang kelihatan saja, masuk-masukan. Terus sudah itu, kita naik, tenda ditinggal. Naik ke atas, sudah pada panik semuanya itu, yang di atas juga.
“Lalu di atas lihat air danau itu surut. Kita stuck di situ, kita panik semuanya, soalnya jalur semuanya pada longsor. Ya sudah, kita tunggu di situ sampai tadi pagi,” katanya.
Korban selamat lain adalah Gita Dwipayasantri yang membawa anak perempuannya yang berumur empat tahun ke tempat penampungan darurat di Sembalun, salah satu kecamatan di kabupaten Lombok Timur, yang berada di bawah kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
“Anak saya langsung kaget. Sampai sekarang dia muntah-muntah, terus panas-panas. Dia shock makanya dibawa ke sini. Dia lihat runtuhan bangunan, rumah yang jatuh. Sebenarnya saya juga trauma, langsung pusing-pusing mau muntah. Tapi saya ingat anak saya, saya harus kuat,” demikian Gita bertekad.
Nathakan Sukum, seorang pendaki asal Thailand mengaku sangat takut ketika gempa terjadi.
“Mengerikan sekali karena batu-batu berjatuhan dari gunung. Pemandu kami berteriak, ‘Pergi! Lari! Terus berlari!’ Ada yang tidak bisa bergerak, mereka hanya menangis.,” paparnya kepada wartawan.
Sumber : BBC News Indonesia