Pembangunan Jembatan Desa Kalero Tinggal Janji dan Janji, Padahal Sudah Ada Korban

0 comments

WATAMPONE — Janji tinggal janji, mungkin begitulah kira-kira kata yang pantas di sematkan oleh masyarakat di Desa Kalero kepada pemeintah Terkait. Pemerintah selalu mendengun-dengunkan untuk pemerataan pembangunan di berbagai bidang tapi itu rupanya hanya sebatas kata-kata kiasan semata.

Bertahun-tahun masyarakat Desa Kalero, Kecamat Kajuara, Kabupaten Bone mengeluhkan dan mendambakan adanya pembangunan jembatan sebagai akses yang menghubungkan 4 (empat) Dusun yang ada di Desa tersebut yakni Dusun Pasempeng, Bempesu, Bulu Lamponu dan Popporeng, namun hasilnya hingga detik ini masih nihil, (28/7/2018).

Menurut Surahman, selaku Sekretaris Desa Kalero, bahwa upaya pembangunan jembatan ini telah berulang kali di usulkan dan di bahas dalam Musrembang mulai dari tahun 2009 hingga 2016 silam dan alhasil sejak tahun 2017 lalu atau dimulainya tahapan Pilkada serentak hingga awal 2018, tim Teknis dari pihak terkait.

” Dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) bekerjasama dengan Penanggulangan Bencana serta Camat Kajuara Kabupaten Bone telah melakukan pengambilan sample namun sampai detik ini belum ada kepastian,” kata Surahman.

“ Saya sangat berharap ada respon dari Dinas terkait, karena setiap rapat Musrembang Kecamatan yang selalu menjadi skala prioritas dari Kalero adalah Pembangunan Jembatan tapi sampai saat ini belum juga terealisasi bahkan nampaknya jauh dari kata “pasti”. Jadi kami juga tidak tau lagi harus menumpuh jalur yang mana, karena Kepala Desa sendiri sudah beberapa kali memasukkan proposal tapi tetap diabaikan oleh pemerintah,” harapnya.

Kepala Desa Kalero bahkan telah berulang kali melakukan komunikasi dengan pihak-pihak pemerintah daerah dan propinsi termasuk Dinas PU dan DPRD Kabupaten Bone sebagai usaha dan respon atas keluhan masyarakat, terkait kepastian pembangunan jembatan tersebut namun belum ada alasan yang jelas terkait dengan adanya pembangunan jambatan tersebut.

Ini merupakan sesuatu yang sangat perlu untuk diperhatikan, bahwa kondisi geografis Desa Kalero memiliki luas wilayah 12,5 KM2 kemudian dari segi demografi 3122 Jiwa Penduduk dengan rincian 1616 Jiwa laki-laki, 1506 Jiwa Perempuan dan 680 Kepala Keluarga.

Disisi lain perekonomian masyarakat di Desa Kalero bersumber pada pertanian dan perkebunan yang notabenenya bergantung air hujan namun disaat musim hujan para warga harus bertarung nyawa melawati derasnya arus sungai untuk bisa sampai di sawah mereka,” ujar Sumardi, salah satu pemuda Kalero.

Ironisnya di tahun 2013 silam, tambah Sumardi, 3 orang bersaudara masing-masing Hamsah, Syahe dan Ramli menemui ajalnya akibat hanyut dari Sungai saat hendak melewati sungai untuk membajak sawahnya. Ketiganya merupakan anak dari pasangan Mading dan Maryam warga Kampung Baru, Dusun Popporeng, Desa Kalero, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone,” tambahnya.

Dengan kondisi seperti ini, pemerintah terkait harus memperhatikan keluhan warga yang ada didesa tersebut agar mempermudah akses dan tentunya meningkatkan perekonomian daerah. Bukan hanya infrastruktur yang ada didalam kota yang digebu-gebu tetapi juga masyarakat yang ada dipedalaman khususnya Dssa Kalero harus diperhatikan, karena mereka juga bagian dari warga Kabupaten Bone.

Penulis : Abd. Karim

Editor : Muh. Asdar

You may also like