SINJAI, Beritabersatu.com — Melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sinjai, Andi Yuliana Lukman tidak henti-hentinya menyesalkan perlakuan para oknum Bidan yang membantu persalinannya yang mengakibatkan bayinya patah tangan. Jumat lalu (11/05/2018),
Andi Yuliana Lukman yang pada saat berharap dapat menjalani proses persalinan normal dengan bantuan Bidan yang diyakininya sudah profesional, justru harus menuai kekecewaan dan penyesalan setelah para oknum Bidan tersebut menarik paksa bayinya hingga mengalami patah tangan.
“Kejadian ini benar-benar membuat saya trauma, karena saya tidak pernah habis pikir cara kerja Bidan saat itu yang semestinya mengedepankan keselamatan ibu dan bayi, malah mencelakakan,” Ungkap Yuli sambil terisak.
Ia menambahkan yang sangat menyesalkan ialah, karena tidak ada dokter satu pun yang membantu dan mendampingi ke empat para bidan pada saat persalinannya, dengan alasan alasan dokter sedang rapat.
Padahal saat itu, jelas nyawa saya dan bayi saya terasa sangat membutuhkan pertolongan seorang dokter yang tentu memiliki pengetahuan lebih dibanding Bidan yang kemudian melakukan tindak penarikan paksa terhadap bayi saya, tutur Yuli.
Bayi saya baru dirujuk ke Rumah Sakit Pelamonia Makassar, setelah menjalani perawatan selama empat hari di RSUD Kabupaten Sinjai
Berselang beberapa hari kemudian, dr. Evi, dr. Hikmah, dan dr. Alimuddin datang ke Makassar menjenguk bayi saya, dan meminta maaf atas kejadian tersebut, tetapi persoalannya bagi saya, bukan pada masalah maaf memaafkan, karena ini menyangkut jiwa manusia yang seharusnya tidak perlu terjadi dan tidak boleh terulang.
Oleh karena itu melalui bapaknya, kami dan sekeluarga telah sepakat untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian agar menjadi pembelajaran bersama dalam memberikan pelayanan secara profesional.
(*)
Editor : Muh. Asdar