Janda Miskin di Pinrang, Hidup Sebatang Kara di Rumah Panggung Reyot Butuh Perhatian

0 comments

PINRANG — Sangat miris, melihat kehidupan yang di alami Tasawiah, janda tua kelahiran tahun 1950 yang berdomisili di Ongkoe, Kelurahan Desa Macinnae, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang.

Dirumah panggung reyotnya yang sudah tua, mungkin seusia umur Tasawiah yang telah renta, ia bertahan hidup tanpa adanya uluran tangan dan sentuhan oleh Pemerintah setempat.  

Tasawiah yang tinggal di Kabupaten Pinrang di alamat Ongkoe, Desa Macinnae, Kecamatan Paleteang ini dulunya mendapat raskin alias Rastra, beras pembagian buat masyarakat miskin, namun ia disuruh bayar Rp.30.000, Tasawiah tak mampu membayarnya sehingga ia tak pernah lagi mendapat jatah Beras miskin sampai saat ini.


Tasawiah, juga mengaku bahwa Rumah Panggungnya sudah sering kali di foto, “Rumah saya yang sudah hampir rubuh ini sudah sering kali di foto, begitu juga WC saya, tapi sampai sekarang saya sama sekali tidak pernah tersentuh Program Bedah Rumah dan Jamban Keluarga yang layak”, Aku Tasawiah saat ditemui hari ini, Sabtu (25/11/2017) di rumahnya.  

Tasawiah yang selama ini hidup menyendiri karena suaminya sudah lama meninggal, dia juga tak dikaruniai seorang anak pun. “Sudah satu tahun ini saya sama dekali tidak dapat Raskin, alasan Kepala Lingkungan katanya nama saya sudah tidak ada lagi terdaftar  sebagai penerima Raskin dan sudah setahun yang lalu ada yang datang foto-foto Rumah reyot saya ini, katanya mau didaftar sebagai penerima Program Bedah Rumah, namun sampai sekarang tidak ada realisasinya, padahal saya disini cuma hidup seorang diri tanpa suami dan anak,” Jelasnya

Saya selama ini untuk memenuhi kebutuhannya Ia, hanya bantu-bantu tetangganya untuk jaga anaknya, dari hasil itulah terkadang Ia diberi nasi dan lauk pauk untuk makan. 

“Harapan saya cuma itu, nak…!! Kalau bisa Pemerintah perhatian dan Peduli terhadap kehidupan saya ini yang tidak tersentuh Pembagian Beras Muskin dan Program Bedah Rumah, karena kalau bukan Pemerintah dimana lagi saya harus mengadukan nasib saya ini,” Tutur Janda Tua kelahiran tahun 1950 ini.

Penulis : Jamaluddin (Udin)

Editor   : Palewai

You may also like