Potret Ibu Patmawati Yang Tinggal di Pondok Tak Layak Huni Butuh Uluran Tangan, Wahai Sang Dermawan Terketuklah

0 comments

PAREPARE — Sungguh miris dan menyentuh hati disaat kita melihat kehidupan keluarga yang dijalani seorang ibu rumah tangga yaitu Patmawati, yang berdomisili di puncak pegunungan jalan Kijang RT.02, RW.08 Kelurahan Labukkang, Kecamatan Ujung, kota Parepare.

Dirumah pondok tak layak huni inilah Patmawati menjalani hari-harinya bersama suami dan beberapa orang anaknya. Rumah pondok yang hanya beralaskan tanah dan cuma ditutupi tikar baliho bekas yang dipungut suaminya bila saat bekerja sebagai honor petugas kebersihan yang ikut dimobil armada pengangkut sampah, sementara tikar baliho bekas yang menutupi lantai tanah dalam pondoknya, disitulah terkadang ditempati oleh anaknya yang masih kecil untuk tidur dan bermain, betul-betul sangat menyentuh perasaan.

Patmawati, yang tinggal di rumah pondoknya yang cuma beralaskan tanah ini, ketika didatangi media ini, Ia hanya berpasrahkan diri dengan menjalani hidup mereka apa adanya.

“Kami makan atau pegang uang mungkin cuma sekali sebulan, itupun adalah gaji suami saya yang cuma honor pekerja harian lepas di Dinas Kebersihan yang kini sudah diambil alih oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), suami saya cuma petugas kebersihan yang ikut di mobil Armada sampah, gajinya cuma pas-pasan, karena harus bayar air dan bayar listrik, belum lagi biaya hari-hari anak-anak kami ke sekolah ditambah kebutuhan sehari-hari dan terkadang kami harus ngutang gali lubang tutup lubang, apa lagi gaji suami saya masih dipotong koperasi dikantornya, waktu kami mau bikin rumah pondok ini,” Ungkap Patmawati sambil membenahi rumahnya yang cuma beralaskan tanah yang ditutupi tikar baliho bekas, Rabu (15/11/2017).

Hal yang sungguh menyedihkan lagi buat keluarga ini bila hujan tiba, dinding rumah dari papan bekas di pondok mereka kemasukan air, air pun merembes masuk ke rumah pondoknya sehingga lantai tanah rumah pondoknya menjadi lembab bahkan terkadang becek. Rumah pondok yang berukuran pendek dengan tinggi kurang lebih 2 meter, itupun tiangnya masih dari kayu jati bekas dan hampir habis dimakan rayap. 

Bahkan tidak jarang anak mereka bila tertidur di kerumungi semut atau kecoak lantaran rumah pondoknya yang hanya beralaskan tanah cuma tertutupi terpal baliho bekas, bahkan di dapur mereka masih belum tertutupi. Bukan cuma itu, untuk MCK keluarga ini kebun semak belukar yang ada dekat dari pondoknya sudah menjadi tempatnya.

“Saya sudah capek untuk mengadu kesana-kemari, ke kantor ini dan itu, tetapi sampai saat ini kayaknya tidak ada yang merespon dan menanggapinya, bahkan terkadang ada orang yang bilang kami Lebay”. Sentil ibu Patmawati.

Lebih lanjut Ia mengatakan Bahwa “terus terang kami sekeluarga sangat membutuhkan kepedulian atau uluran tangan dari Pemerintah setempat atau para Dermawan yang tersentuh hati kecilnya untuk membantu kami yang miskin dan tak berdaya ini,” Kata Patmawati dengan mata berkaca-kaca sambil memeluk anaknya yang masih kecil, saat ditemui Beritabersatu.com di rumah pondoknya yang berlantaikan tanah tersebut, (*)

Penulis : Udin

Editor   : Palewai

You may also like