PAREPARE — Siapa yang tak merasa iba melihat kehidupan yang di alami Sapina (66), seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di jalan Jend. A. Yani. Km.1. Rt.02. Rw.01 Kelurahan Ujung Bulu Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan ini, yang tinggan di pondok yang beralaskan tanah, dan tidak mempunyai listrik penerangan rumah.
Sapina tinggal dirumah pondok kumuh yang berukuran 5×6 meter, dimana kesehariannya hanya sebagai ibu rumah tangga dan hanya mengandalkan pemberian dari beberapa anaknya yang sudah berkeluarga, dalam kondisi yang serba tidak berkecukupan itu Sapina pun hanya bisa pasrah menjalani hidupnya.
“Saya makan atau pegang uang, itupun kalau ada pemberian dari cucu atau anak yang sudah berkeluarga, anak saya cuma tukang ojek begitu juga dengan mantu saya, hasil ojeknya biasa di berikan kalau ia merasa iba dan itupun hanya bisa beli beras dan lauk pauk saja”. Ungkap Sapinah, usai membenahi barang-barangnya karena rumahnya yang hanya beralaskan tanah ini kemasukan air saat hujan lebat, Minggu (12/11)
Selama bertahun-tahun Sapina tinggal dirumah pondoknya yang hanya beralaskan tanah namun belum satu kalipun tersentuh oleh Pemerintah dan para Dermawan terhadap kondisi rumahnya.
“Beberapa kali didata, di foto-foto tapi tidak pernah sampai saat ini terbantu Program Bedah Rumah,” sentilnya Bercanda.
Yang lebih mengharukan lagi bila hujan tiba, atap seng yang sudah tua dari rumah pondoknya yang hanya beralaskan tanah itu, juga kemasukan air, tergenang becek seperti sawah, Lebih parahnyanya lagi sampai saat ini kata Sapinah tidak tersentuh lagi dengan pembagian BERAS miskin atau RASKIN alias RASTRA dari Kelurahan Ujung Bulu, entah apa penyebabnya begitu juga dengan bantuan Listrik vocer dari pemerintah sama sekali tidak ada dia dapati.
“Saya sudah capek mengadu kesana-kesini, melapor ke kantor sana ke kantor sini, tapi semua sia-sia, kayaknya tidak ada yang merespon dan tidak ada tanggapan sampai saat ini, padahal kami sangat membutuhkan uluran tangan dari Pemerintah setempat atau para Dermawan yang Peduli dan terketuk hatinya untuk membantu kami, yang mana rumah saya ini masih berlantaikan tanah,” Keluh Sapina dengan mata berkaca-kaca. (*)
Penulis : Udin
Editor : Palewai