JAKARTA — Pembunuhan sadis yang menimpa keluarga Nirman Saimun (28) beserta VITA, 8, anak dan istrinya yang sempat menggemparkan masyarakat kota Sorong sebelum kejahatan seksual yang menimpa K (7) terjadi sampai saat ini belum berhasil terungkap apa yang sesungguhnya yang melatarbelakangi dan motivasi pembantaian sadis satu keluarga ini.
Vita gadis cilik, kelas dua SD warga Jalan F Kalasuat, Malanu, Kota Sorong, Papua Barat ditemukan tak bernyawa dirumahnya dalam kondisi memprihatikan dan mengoyak-ngoyak rasa kemanusiaan, dimana Vita dibantai dengan cara mulutnya disabit, lalu dibacok dengan senjata tajam hingga perut Vita terburai kelantai, demikian juga dengan ibunya dibantai secara sadis.
Mengingat kasus-kasus kejahatan terhadap anak terus meningkat di Kota Sorong dan bebagai bentuk kejahatan anak ada di Kota Sorong ini pula, serta minimnya perhatian pemerintah kota dan partisipasi masyarakat terhadap gerakan perlindungan anak, Komisi Nasional Perlindungan Anak sebagai organisasi pelaksana tugas dan fungsi keorganisasian dari Perkumpulan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Pusat yang memberikan pelayanan advokasi, promosi dan perlindungan Anak di Indonesia, demi keadilan bagi keluarga yang ditinggalkan korban dan masyarakat secara umum MENDESAK aparatur penegak hukum yakni Penyidik Polri Unit Pelayanan dan Perlindungan Anak (PPA) Polres Kota Sorong untuk tidak henti-hentinya bekerja keras untuk mengungkap kasus pembantaian Vita dan keluarganya dan terus secara terbuka memberikan hasil pengembangan penyidikan kepada publik, dan meminta kepada yang mengetahui peristiwa pembantaian ini menjadi bersedia menjadi saksi agar kasus ini bisa terungkap secara terang benderang, demikian disampaikan Arist Merdeka Sirait Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak di Jakarta.
Arist Merdeka Sirait, aktivist yang telah lama memberikan perhatian khusus untuk anak-anak di Papua, juga mendesak Walikota Sorong dan jajaran pejabat dilingkungan pemerintahan Kota Sorong untuk segera melakukan langkah-langkah strategis untuk melindungi anak dan warganya, sebab Kota Sorong sudah berada pada posisi DARURAT KEJAHATAN TERHADAP ANAK.
“Kota Sorong seringkali ditemukan anak menjadi korban kejahatan seksual bergerombol (geng rape), perdagangan anak dan bakhan maraknyanya narkoba, miras oplos dan pornografi,” Katanya
Lebih lanjut Arist Mengungkapkan bahwa Baru-baru ini juga masyarakat Kota Sorong diperhadapkan dengan kasus aborsi ilegal yang melibatkan puluhan anak-anak remaja yang mengakibatkan, cacat organ seksualitas secara pernanen, kejahatan seksual yang diikuti pembunuhan Kezia (7) diujung landasan Bandara pacu Kota Sorong baru-baru ini, penjualan dan pembuangan bayi serta perdagangan manusia untuk adopsi ilegal dan prostitusi anak, anak-anak korban narkoba dan zat adiktif lainnya seperi lem aibon, serta minuman keras telah menjurus sebagai Pemandangan biasa saja dan luput dari perhatian dari orangtua dan keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara dan gereja.
“Untuk keadaan darurat ini Pemerintah Kota Sorong khususnya Walikota Sorong tidak boleh menutup mata atas pelanggara-pelanggaran hak anak. Walikota dan jajajaran pemerintahannya harus hadir, peduli dan bergerak menjaga dan melindungi anak Papua untuk dan demi masa depan anak-anak Papua. demikian juga Komnas Anak mendesak agar para tokoh adat dan agama terus menggetakkan masyarakat dan jemaatnya untuk memberikan yang tetbaik bagi anak dan masa depan Tanah Papua. Harus bergerak betsama dan tidak dibenarkan tinggal diam. Oleh sebab itu, betapa pentingnya gerakan menjaga dan melindungi anak dimulai dari rumah, sekolah dan lingkungan sisial kampung,” Ungkapnya.
Untuk pengungkapan kasus pembantaian Vita dan keluarganyanya, tambah Aris. “Komnas Perlindungan Anak bersama Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Propinsi Papua Barat akan segera menerjunkan Quick Investigator Voluntary Komnas Anak di Kota Sorong guna membantu pihak Polresta Sorong mengungkap kasus pembantaian sadis ini dengan alat bukti yang bisa digunakan Polresta Sorong sebagai bukti petunjuk guna mempecepat pengungkapan kasus pembantaian ini,” tambah Arist pria berciri jenggot putih yang saat ini sedang menggagas dan menyiapkan penyelengaraan Kongres Anak Papua pertama di Kota Sorong. (*)
Rilis : Arist Merdeka Sirait (Ketum KPA)
Editor : Palewai