​Dibalik Kilau dan Prestasi Dunia Medis Di Sinjai, Tersimpan Derita Warga Miskin Di Kepulauan

0 comments

SINJAI — Sungguh ironis warga Kecamatan Pulau 9, disaat dunia medis kabupaten Sinjai berkilau akan prestasi, terselip borok bernanah yang dipolesi make up sedemikian cantik guna menutupi kebobrokan dunia medis Sinjai. 

Jauh Sebelum terbentuk menjadi Kecamatan pulau Sembilan, warga sudah harus terbiasa menanggung biaya transportasi untuk menyeberangkan Jenazah warga yang wafat di Rumah Sakit Daerah Sinjai ke masing-masing pulau sampai saat ini. 

Salah satu warga Kecamatan Pulau 9 yang bermukim di Desa Pulau Harapan Zainuddin, seakan tak percaya ketika Anak semata wayang perempuannya terkulai tak bernafas yang dibaringkan dipalka kapal berukuran kecil sebagai kendaraan menuju pembaringan terakhir pada daerah kepulauan Kabupaten Sinjai

Warga Kabupaten Sinjai yang tergolong miskin ini, bagaikan sudah jatuh tertimpa pula, pasalnya, selain kehilangan putrinya, Zainuddin yang kesehariaannya hanya berpenghasilan Rp. 30-50 sebagai Nelayan pinggiran Pulau terpaksa merogoh kocek sebesar dua juta rupiah, untuk biaya memulangkan Jenazah putrinya di kediamannya. 

Dari Informasi yang di himpun, jika kejadian yang di alamai Zainuddin sudah dianggap lumrah sejak lama, “kejadian seperti dialamai Zainuddin sudah terbiasa disini Pak, warga yang tidak memiliki perahu pribadi harus menanggung biaya transportasi penyebrangan Jenazah, sekalipun warga miskin, olehnya itu ketika ada warga miskin berduka kami bahu membahu untuk meringankan beban transportasi Jenazah,” Jelas Murlan, keponakan Zainuddin, Rabu (7/6)

Lebih lanjut Murlan katakan, di Kecamatan pulau 9 terdapat puskesmas rawat inap 24 jam, bahkan bangunan dan fasilitasnya sudah sangat mega, memiliki dua unit speed, bahkan pete-pete (Perahu) guna antar jemput Dokter, bidan dan perawat sehari-hari. 

“Disini kami memiliki Puskesmas, dari tahun ke tahun bangunannya selalu di poles hingga elok, mobiler hingga rumah dinas dokter, perawat dan bidan tertata rapi di Desa kami (Harapan), namun kinerja tim medis PKM 9 jauh dari kata memuaskan, bahkan sejak adanya pete-pete, jam kerjanya seakan berkurang, Ironisnya ketika kecamatan di Sinjai mendapatkan Mobil Abulance dari pemerintah, kami (masyarakat kecamatan pulau 9) seakan tak dilirik oleh pemerintah Kabupaten Sinjai,” ungkapnya.

Sementara kepala Desa Pulau Harapan Ambo Sakka mengatakan, wacana transportasi Jenazah sudah sering kali di sampaikan di Musrenbang, mulai dari tingkat Desa Hingga Kecamatan, namun tak mendapat respon.

“musrenbang ditingkat Desa maupun Kecamatan selalu saya dengungkan wacana transportasi Jenazah, hal tersebut guna meringankan beban masyarakat Kecamatan pulau 9 yang sedang berduka, namun tak pernah di indahkan dari pihak pemerintah terkait,” katanya
Diketahui, Kecamatan Pulau 9 terdiri dari Empat Desa, adapun Daftar pemilih tetapnya kurang lebih 3500 jiwa, sebelum menjadi Kecamatan, pulau sembilan mengikut di kelurahan Balannipa kecamatan Sinjai Utara. (*)

Editor : Redaksi

You may also like