Akhir Perjalanan Kolor Ijo, Sang Perenggut Kemaluan Wanita Hingga Tewas Ditembak ‎

0 comments

LUTIM, — ‎Masyarakat Luwu Timur kini merasa tenar setelah mengetahui  kabar meninggalnya Ikbal alias Kolor Ijo, yang sejauh ini mengancam jiwanya, atas perbuatannya yang begitu tidak manusiawi, dari catatan kepolisian terpidana mati Ikbal (Kolor Ijo) terdapat 33 wanita jadi korbannya bahkan ada diantara korbannya tewas.

‎Dengan kasusnya yang begitu tak manusiawi, tahun 2015 silam, hingga aparat kepolisian Polres Luwu melakukan pengejaran, yang di Pimpin Wakapolres Luwu Timur pada saat itu, yakni Kompol Agus Haerul yang saat ini menjabat Wakapolres Bulukumba.‎

‎Kolor Ijo akhirnya berhasil diringkus setelah berulah melakukan pencurian Handphone. Itu diketahui oleh aparat kepolisian saat melacak sinyal keberadaan Handphone curian itu, petugas yang mendapati lokasi sinyal tersebut, hingga mendapati Handphone korban ‎ke orang yang telah membeli Hadphone itu.

‎Dari hasil introgasi terhadap pembeli Handphone, petugas berhasil mengantongi identitas tersangka yang tak lain Kolor Ijo. Petugas lalu melakukan pengejaran,alhasil dari pengejaran itu petugas, berhasil meringkus Kolor Ijo di wilayah Masamba. Kasus yang dilakukan Kolor Ijo hingga terungkap dan mendapat vonis hukuman mati di PN Luwu Timur.‎

‎‎Tak sampai hukuman mati yang dihadapinya melalui KUHP yang semestinya Kolor Ijo menghabiskan usianya di jeruji besi Lapaz Gunung Sari Makassar, Namun karena berulah lagi ia bersama kedua rekannya yakni Rizal Sangaji alias Ichal (27), Asrul alias Arul.Kabur dari Lapaz ia hingga tiba di Luwu Timur dengan menumpangi sebuah mobil truk.

‎Sepekan dalam pengejaran ketiganya. Petugas akhirnya berhasil menangkap Rizal yang saat itu tiba di Poso. Ia lalu kemudian beristirahat. Petugas gabungan Tinombala di Poso melihat Rizal selanjutnya memeriksanya, lantaran tak memiliki identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Rizal pun mengakui dirinya jika baru sepekan kabur dari Lapaz Gunung Sari Makassar.

‎Mendengar pengakuan Rizal ‎Petugas Tinombala selanjutnya menggiring Rizal ke Mapolres Poso untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Hasil kordinasi Mapolres Poso ke Pihak Mapolda Sulsel jika Rizal merupakan terpidana seumur hidup yang kabur dari Lapaz Gunung Sari Makassar.

‎Mapolda Sulsel,selanjutnya mengutus Tim Khusus Polda Sulsel dan Tim Khusus Polrestabes untuk menjemput Rizal, Dari hasil introgasi  Rizal di Polres Luwu Timur dihadapan polisi Rizal  mengaku bahwa dirinya saat kabur dari Lapaz, sebelum menginjakkan kakinya di Poso ia sempat bersama kedua rekannya yakni Kolor Ijo dan Asrul, saat itu ia berada di Kecamatan Mangkutana Kabupaten Lutim dengan menumpang mobil truk di jalan.

‎Kata Rizal setiba dirinya di Mangkutana bersama kedua rekannya itu, kemudian ia masuk kedalam hutan untuk bersembunyi, setelah bersembunyi selama 5 hari dalam hutan, Rizal pun bersama Asrul keluar dari hutan dengan tujuan membeli makanan. Rizal bersama Asrul hendak kembali ke hutan, karena lupa jalan yang harus dilaluinya hingga Rizal dan Asrul berpisah. Asrul sendiri belum diketahui keberadaannya sementara Kolor Ijo masih bersembunyi di hutan ‎menuggu keduanya.

‎Usai mengintrogasi Rizal. Tim Resmob Polda Sulsel dan Unit Jatanras Polrestabes Makassar bersama Unit Khusus Polsek Mangkutan Polres Lutim yang di Pimpin AKP Edy Sabhara‎ menggiring Rizal dalam pengembangan untuk menunjuk lokasi persembunyiannya di dalam hutan tersebut.

‎Petugas yang tiba di hutan selanjutnya melakukan penyisiran didalam hutan, tak berselang kemudian petugas melihat sebuah tenda di dalam hutan, tenda itu diakui oleh Rizal jika disitulah dirinya menginap selanjutnya petugas dengan melangkahkan kakinya pelan – pelan sambil mengendap – ngendap, menyebar mengelilingi tenda tersebut yang diketahui jika Kolor Ijo berada didalam tenda kemah itu, Kolor Ijo seorang diri ia dilengkapi senjata tajam berupa parang, begitu petugas menyergapnya saat berada didalam tenda, Kolor Ijo begitu cepat kabur

‎Petugas  melepaskan tembakan ke udara, Namun tak digubris. Ia tetap saja kabur, Petugas mengambil tindakan tegas dengan mengarahkan moncong pistol ditubuh Kolor Ijo agar langkah kakinya terhenti, Dorr… Timah panas bersarang ditubuh Kolor Ijo tak membuat Kolor Ijo jatuh tersungkur malah tetap saja kabur lalu bersembunyi, dalam kondisi terluka Kolor Ijo didalam hutan dalam pengejaran setelah timah panas  bersarang ditubuhnya.‎

‎Petugas kemudian menyisir kembali ke hutan tempat persembunyian Kolor Ijo hingga ber jam – jam tak mendapatinya, akhirnya petugas memutuskan untuk keluar dari hutan dan melanjutkan penyisiran keesokan harinya.

‎Sebelum matahari terbit,petugas dengan sigap pada Hari Kamis (18/5/2017), sekira pukul 06.00 Wita.Tim gabungan kembali melanjutkan pengejaran terhadap Kolor Ijo di dalam hutan. Rupaya Kolor Ijo tak ciut melihat kedatangan petugas, Iapun keluar dari persembunyiannya dalam kondisi  bersimbah darah akibat peluruh bersarang ditubuhnya saat ditembak sehari sebelumnya.

‎Melihat petugas datang Kolor Ijo begitu siap bertarung. Ia menenteng Parangnya untuk melakukan penyerangan, meski begitu dilokasi hutan  telah diblokade oleh petugas hingga petugas tidak lagi kecolongan.‎

‎Situasi jadi tegang Kolor Ijo tak menyerah, ia malah menyerang petugas dengan menggunakan parang. Petugas meminta menghentikan ulah brutalnya itu, Namun Kolor Ijo tak menghiraukannya, Ia tampak mengayun ayunkan sebilah Parangnya ‎lalu menyerang petugas”zak,zak “bunyi ayunan parang Kolor Ijo menyerang petugas

‎Karena petugas terdesak dan  jiwanya pun terancam, akhirnya petugas mengambil tindakan tegas dengan mengarahkan kembali moncong pistol tepat pada sasaran dada Kolor Ijo. Dorr…Dorr pelor menerjang Kolor Ijo mengenai dadanya serta lengannya barulah Kolor Ijo Roboh hingga akhirnya tewas.

‎Petugas selanjutnya mengevakuasinya ke RS Bhayangkara, dengan demikian berakhir sepak terjang Pria si perenggut kelamin wanita di tanah Luwu Timur ini, masyarakat Luwu tidak lagi merasa ketakutan oleh Kolor Ijo.

‎Kabid Humas Polda Sulsel Dicky Sondani kepada awak media mengatakan, 33 korban merupakan wanita atas perbuatan Kolor Ijo membawa dirinya mendapat vonis hukuman mati, Namun hukuman yang dijalaninya tak membuat efek jera.

‎”Kolor Ijo tak ada efek jera meski telah di vonis hukuman mati. Bayangkan saja ia kabur di Lapaz Gunung Sari Makassar, lalu bersebunyi didalam hutan, petugas pun memintanya untuk menyerahkan diri, Namun tak diheraukan, ditembak sekali tak membuat dirinya menyerah tetap saja kabur,sehari dalam pengejaran setelah ditembak, Petugas yang mengepungnya tak membuat ia ciut malah menyerang petugas dengan sebilah parang, karena petugas terdesak hingga akhirnya menembak pada bagian dadanya barulah Kolor Ijo tewas,”beber Dicky Jumat (19/5).

‎Selain petugas berhasil ‎mengamankan dua terpidana yakni Rizal dan Kolor Ijo yang telah wafat. Dari tangan Kolor Ijo petugas mengamankan berang bukti berupa 1 bilah  parang, 2 tenda kemah warna biru ‎.(*)‎

Penulis      : Andi Afdal Arisyik

Editor        : Arjuna Sakti

You may also like