Sinjai, — Hidup Sejahtera Jadi dambaan setiap masyarakat, namun kemiskinan tetap saja menjerat warga di sejumlah daerah bahkan masih banyak yang luput dari perhatian pemerintah, Seperti yang dialami Darmi (40) warga miskin sekaligus penderita kusta yang selama bertahun tahun hidup sebatang kara di Desa Saotengnga Kabupaten sinjai Sulawesi Selatan
Darmi tak pernah kebagian bantuan sebagaimana yang telah warga miskin lainnya terima seperti BPJS Kesehatan untuk Warga Miskin atau Beras Murah yang disubsidi oleh Pemerintah kabupaten sinjai yang kini di Nahkodai oleh H. Sabirin Yahya, S. Sos
“Tidak pernah ada yang kasi kartu bpjs pak jadi tidak pernah berobat ke dokter dikota.”ucap darmi sambil terbata bata
Melihat kondisi kehidupan Darmi Dia sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah kabupaten sinjai di tengah kondisi seperti ini. Namun, itu hanya menjadi mimpi dan harapan belaka dimana pemerintah sinjai seolah tak mau tahu akan penderitaan darmi.
Ratusan ribu masyarakat miskin lainnya di Kabupaten Sinjai mendapatkan pelayanan kesehatan gratis dari pemerintah pusat maupun kabupaten. Tetapi, nama Darmi lagi lagi tidak masuk dalam angka itu sementara anggaran yang digelontorkan untuk menfalidkan data angka kemiskinan di Sinjai tergolong besar jumlahnya, sekira ratusan juta rupiah dana pemkab yang telah digelontorkan untuk validasi data warga miskin di sinjai. Dirinya hanya mendapatkan pelayanan kesehatan saat bulan ramadhan tahun lalu. Kini kembali menjelang bulan ramadhan, tetapi dokter belum datang yang kedua kalinya.
Lebih Miris lagi dimana bantuan Beras Sejahtera (Rastra) dimana Kembali lagi Darmi tidak tercatat dari banyaknya susunan nama yang terdaftar penerima bantuan subsidi Beras. Bahkan ia mengaku, pemerintah setempat tidak pernah mengunjungi kediaman Darmi. Hidup sendiri dengan kondisi ekonomi yang jauh dari kata sejahtera, sangatlah tidak layak bagi seorang darmi perempuan paruh baya yang kesehariannya, Jagung kering menjadi makanan kesukaannya yang harus dia nikmati ditengah himpitan ekonomi yang memang membuat dirinya tak mampu membeli beras.
“Kalau jagungku habis, minta dari warga yang mau mebantu untuk dibelikan, saya menggunakan Uang yang di dapatkan dari hasil ternak ayam yang di jual. Biasa Ayam saya di jual sekali dalam tujuh bulan seharga Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu per ekor.”ucap darmi sambil mata berkaca kaca
Tak berhenti penderitaan Darmi disitu, peralatan dapur yang digunakan juga dinilai membahayakan nyawanya sendiri. Bagaimana tidak, kompor gas miliknya, baru bisa berfungsi kalau dinyalakan pakai korek api.
“komporku saja pak dibakarpi korek api baru menyala.”ungkap darmi dalam Bahasa Bugis sinjai
Meski begitu, dirinya tidak mau mengemis, Darmi tetap menjalani hidup sebatang kara dengan kondisi jari tangan dan kakinya yang tak lagi sempurna akibat dari penyakit kusta yang menderanya sejak usia 7 tahun. Hal itu pula membuat Darmi Tersisih dan Dikucilkan Keluarganya bahkan warga sekitar hingga usianya kini memasuki (40) tahun Begitulah keseharian darmi perempuan paruh baya ini.
Dalam pengakuannya darmi mengatakan bahwa.”Banyak keluarga, tetapi takut semua mendekat sejak umur 7 tahun saya sakit, sejak itu saya hidup sendiri pak, biasa datang sakitnya, saya hanya bisa meringis tanpa ada yang bantu, tidak ada orang mau dekat di saya lo, karena saya sakit jadi begitumi takutki orang, banyak keluargaku disini tapi takutki sama saya, sakit beginimi tidak ada tangan tidak ada kaki, beginimi…” tutur Darmi sambil sesekali mengusap air matanya.
Darmi hanya satu dari sekian banyak warga miskin dikabupaten sinjai yang hidup memprihatinkan namun lagi lagi luput dari perhatian pemerintah kabupaten sinjai yang di Nahkodai oleh H. Sabirin yahya, S. Sos.
Penulis : Sudirman
Editor : Palewai