247
SINJAI,– Pihak Kepala Rutan Kelas II B Sinjai Akbar Amnur,menggelar Kopi Morning bersama sejumlah awak Media di Lingkungan Rutan Kelas II B Sinjai.Dalam Kopi Morning digelar itu, Akbar Amnur membahas soaal Pidana Alternatif terkait kapasitas Rutan maupun Lapas di Indonesia.
“Sebenarnya pidana alternatif jika melihat sejauh ini kapasitas di Rutan Maupun Lapas itu sudah sangat mendesak diberlakukan karena kapasitas Rutan maupun Lapas di Indonesia sudah over Kapasitas.Makanya “Pidana Alternatif” sangat perlu diberlakukan karena di indonesia sendiri Angka Napi terakhir mencapai 200 ribu Napi dan tertampung di 400 rutan maupun lapas,”katanya.
Penjara di Indonesia lanjut dia kini sudah over tempat tidur,lantaran KUHP yang di berlakukan masih KUHP lama, padahal ada “Pidana Alternatif”.Tapi jarang diberlakukan,”Kalau di Sinjai sendiri kapasitas tempat tidur hanya 75 tempat tidur sementara penghuni sebanyak 99 orang,untuk itu layaklah pidana alternatif bisa diberlakukan bagi pelanggar hukum seperti deversi, denda dan Pidana Sosial,”tukas Akbar
Ia mencontohkan dari sejumlah kasus yang bisa diberlakukan dalam “Pidana Alternatif” yakni
kasus Lakalantas, KDRT,enganiayaan Ringan dan Narkoba. Kasus Narkoba ini tidak selamanya harus di vonis penjara tetapi bisa direhabilitasi,”imbuhnya
Olehnya itu lanjut Akbar,Pihak Rutan maupun Lapas tidak over Kapasitas dan Langkah menghemat uang negara maka terntu Diharap agar Pidana Alternatif bisa segera diberlakukan,terkait Pidana Alternatif saat ini rancangannya sudah dibahas.
“Rancangan “Pidana Alternatif”kini sudah di bahak di DPR RI, cuma sampai sekarang belum juga disahkan.Kami selaku pihak Rutan berharap agar segera diberlakukan,”harapnya
Menurut Akbar langkah Rutan agar warga binaan bisa betah dan Taat aturan Rutan di Sinjai,”Kalau kita secara berpikir akal sehat pada dasarnya tidak ada orang yang ingin di penjara, cuma karena kekhilafan mereka sendiri sehingga mereka berada di sini (Rutan).
“Nah dengan melihat situasi seperti itu kami selaku manusia yang memiliki sama dihadapan Tuhan,maka harus memiliki jiwa sosial,dengan demikian kami mengemas program lapas di sinjai yang membuat warga binaan menganggap rutan sebagai rumah mereka sendiri,yang tidak merasakan kejenuhan,di Rutan Sinjai ini,”terangnya
“Kami tidak ada pembatasan hak-hak terhadap warga binaan, selain itu, setiap hari Menjadwal apel kerja, Shalat berjamaah,Kultum bergiliran usai Salat Dhuhur hingga semua warga binaan sudah bisa kultum,Berolah raga sore, Kerjakan Mading berkat Pelatihan oleh Jurnalis Peduli Sinjai, cuci mobil, Pangkas Rambut, Ternak Ayam dan Bercocok tanam dan ikut pengajian. Itulah mungkin kenapa tidak ada warga binaan yang macam-macam karena sudah terbangun kepercayaan antara pihak rutan dan Warga Binaan,”urai Akbar
Sementara,salah seorang Terpidana Kasus Narkoba, Muh. Natsir mengaku menyesal masuk didalam Rutan. “Tidak ada enaknya dipenjara, Kami cuma manusia biasa yang tersesat, kami bersyukur karena kami mendapatkan pembinaan yang baik di dalam Rutan ini hingga tak merasakan kejenuhan ini berkat kepedulian pihak Rutan Sinjai,”ungkap Natsir (sudirman)